Friday, November 19, 2004

Dewi Durga


India sebuah negeri yang suci dan spiritual
Sejak jaman Veda kuno, India telah dihormati oleh masyarakatnya sebagai negeri yang suci, negeri Devi atau Ibu Suci. Anak benua ini secara geografis berbentuk bagai seorang perempuan dengan Kashmir sebagai kepala dan Sri Langka di bagian kaki. Daerah ini memiliki Sang Himalaya, pegunungan tertinggi di dunia, di bagian utara, darimana mengalir terluas dan kelompok yang paling subur dari sungai-sungai besar dunia. India adalah wujud Ibu Alam pada puncak keanggunannya dari pegunungan hingga laut.

India secara historis telah menjelaskan dirinya tidak berhubungan dengan penaklukan-penaklukan melainkan berhubungan dengan pendidikan spiritual sebagai negeri dari Yoga dan meditasi yang temanya menyebarkan keagungan epik kepahlawan nasionalnya, Mahabharata dan Ramayana. Hal ini telah menghasilkan jalan keagamaan dan spiritual yang melimpah terbesar di dunia: berwujud dan tak berwujud, personal dan impersonal,percaya dan yang tidak percaya kepada Tuhan. India telah membangun peradabannya bukan hanya atas daya cipta manusia ataupun penyingkapan rahasia sejarah secara khusus, melainkan melalui konsep Dharma, sebuah pengenalan hukum alam sebagai faktor utama dalam kehidupan. India telah menyisakan sebuah negeri dengan alam dan semangatnya, sebuah pulau para Deva dan kaum Yogi, bukan sekedar tempat tinggal ataupun daerah untuk meningkatkan keduniawian.

Dalam Rgveda, ajaran tertua dari daerah ini, India dipuji sebagai negeri Devi Sarasvati, yang mewakili ilmu penegetahuan suci, kekuasaan, dan keindahan. Sarasvati dimasa lalu adalah nama dari sungai besar di bagian utara India, di mana mengalir dari seberang perbukitan Ambala sampai Rann Kachchh di Gujarat,tempat pertama kali muncul peradaban Veda setelah berakhirnya abad es yang terakhir. Sarasvati, bagaimanapun bukan hanya sungai bagian luar tetapi mewakili aliran inti dari kebijaksanaan dan inspirasi, yang kemudian dikenal sebagai Sushumna atau saluran utama dari bagian tubuh yang sangat halus.

Setelah sungai Sarasvati mengering akibat rangkaian perubahan geologis dan iklim selama milenium ketiga sebelum masehi, peradaban India memindahkan pusatnya ke timur dengan air yang lebih jernih dari sungai Gangga, tetapi hal ini tidak akan pernah menghapuskan hubungannya dengan akar Veda.

Dalam India klasik dan abad pertengahan, Devi Durga, semangat berperang dari istri Deva Siva, datang sebagai simbol tanah air, mungkin dikarenakan kebutuhan untuk mempertahankan India dari banyaknya penyerbu dari luar. Ialah Sang Dewi Durga, dalam visi-NYA, memberikan Raja Hindu yang Agung Shivaji pedang-NYA untuk menahan penindasan bangsa Moguls yang dipimpin oleh Aurangzeb dan memulihkan aturan Hindu di dalam negeri pada abad ketujuh belas. Durga adalah Sang Devi Ibu yang berfungsi melindungi. Ia menyelamatkan anak-anaknya dari marabahaya, membunuh semua pengaruh jahat dari luar dan dalam yang mungkin menyerang tubuh dan jiwa. Bahkan hingga saat ini, kaum Hindu amat memuja Ibu India dalam wujud Devi Durga.

Durga mengenakan gaun merah, menaiki seekor singa dengan wujud yang agung. Ia kekuatan ratu dari para Deva yang sesungguhnya mengatur kekuasaan di dunia. Ia mewakili pertahanan Dharma, bukan kekuatan agresif untuk menguasai hal-hal keduniawian. Terlebih di abad informasi seperti saat ini, banyak kaum intelektual dan spiritual melakukan pertahanan diri secara militer. Bagi mereka yang ingin memahami India dan karakter peradabannya, mereka sebaiknya menguji wujud Devi Durga. Mengapa Durga, sosok kekuatan wanita sekaligus keibuan, datang untuk melambangkan India? Karena India adalah negeri Sakti, tenaga transformatif dan evolusioner yang suci, dan membentuk kualitas kesabaran,toleransi,dan sintesa (perpaduan) perempuan yang lebih tinggi. Hal ini karena India adalah Karmabhumi, negeri hasil kerja spiritual bagi jiwa, yang juga negeri pertarungan spiritual, Kurukshetra, di mana aspirasi spiritual kemanusian dibangun dan diujikan.

Hingga saat ini Ibu India, Bharata Mata dalam bahasa Sanskerta,memiliki banyak nama. Ia adalah Bharata Bharati, suara Surya (Bharati) yang membawa api suci. Ia adalah Bharata Bhavanti, Ibu India sebagai sumber kehidupan, yang membuat Rsi modern termasyur, Sri Aurobindo, memujinya. Sita, Devi dari semua ladang dan sungai, merendah sebelum cahaya surya yang suci dari Rama. Parvati, putri Gunung Himalaya, menjadi Istri Deva Siva,Sang Penguasa. Laksmi, simbol keindahan dan kesuburan menikah dengan Deva Visnu, kekuatan suci yang menyangga kehidupan. Untuk mengerti India, pertama-tama kita harus mengenal Devi yang mempersonifikasikan diri dalam wujud-wujud berbeda.

INDIA sebagai IBU DUNIA
India bagaikan Ibu Bumi, menggambarkan kelimpahan tropis dan membawa kehendak rahasia untuk perkembangan kesadaran. India seperti Ibu yang Suci penjelmaan Sakti penguasa dunia yang hadir untuk meningkatkan kemanusiaan. Ia bagai pengembala sapi yang budayanya selalu menghasilkan penghormatan tertinggi, menyediakan pangan bagi semua.

India, dengan segala hormat, adalah ibu bagi kemanusiaan dan juga peradaban, khususnya untuk kehidupan spiritual dan yoga. Tradisi Dharma yang agung dari Agama Hindu dan Budha bangkit melalui kekuatan negeri ini, kebijaksanaan, budaya, dan masya-rakatnya. Keharumannya telah meninggalkan kesan bagi negeri dengan kekuatan tapanya, tenaga yoganya yang setiap orang tetap dapat merasakannya pada candi-candi dan tirta-tirta di kawasan ini, memberi India kesan spiritual yang sangat dalam.

India telah menjaga dengan baik peradaban spiritual yang pernah mendominasi dunia di masa lalu dari Mesir hingga China, Indochina, Peru dan Mexico. Melanjutkan tradisi masa lalu terhadap pemujaan candi dan meneruskan agama surya kuno melalui pencerahan dan kesadaran diri, menghubungkan kita dengan kemanusiaan spiritual kuno dari mana kita telah menyimpang. Bukanlah gurun timur tengah, dengan sungai-sungainya yang sedikit atau kecil yang (bahkan) tidak dapat menopang kehidupan penduduknya secara berarti, di mana peradaban bangkit melainkan di India, anak benua yang paling subur di dunia.

Pegunungan Himalaya, yang mengelilingi dataran tinggi Tibet, memberi mahkota cakra pada bola bumi. Tidaklah mengherankan, tradisi-tradisi meditasi dan filsafat agung berasal dari negeri ini. Saat India mengambil bagian lebih besar dari sungai-sungai Himalaya, yang lain mengalir ke Indochina, China dan Asia Tengah dengan membawa pengaruh dan kesan dari pegunungan dengan arah yang berbeda-beda.Ibu Suci adalah sumber dari semua transformasi evolusi (perubahan perkembangan), dari semua kehidupan dan juga kreasinya. Bukanlah kita manusia yang menentukan atau memandu sejarah, progres (kemajuan) atau evolusi(perkembangan). Juga bukan ilmuwan kita, politikus, ekonom, atau kaum intelektual yang secara sadar menciptakan takdir kita sebagai spesies atau planet. Kita hanya bidak-bidak di tangan kekuatan yang kita tidak pernah dapat melihatnya. India dengan kebudayaan yoganya memegang peran penting dalam perubahan ini, jika saja kita mengenali dan menghargai potensi budayanya untuk kemanusiaan sepanjang waktu.

Krisis saat ini
Tidak hanya kekuatan yang membawa evolusi kesadaran menuju cahaya yang lebih terang, tetapi juga ada kekuatan yang membuatnya mundur ke dalam kegelapan materialisme dan kebodohan. Kesadaran, terlebih lagi, tidak dibangun dengan sebuah garis lurus melainkan dengan model spiral; kadang-kadang ia mundur agar kemudian maju dengan lebih yakin.

India saat ini seperti Ibu Suci yang dikotori dan dihinakan, baik oleh kemalasan orang-orangnya dan oleh musuh-musuh yang tidak dapat menghargai keindahan spiritualnya. Bagian negeri ini secara ekologi dirusak dan masyarakat awam serta kaum intelektualnya tidak ambil peduli tentang keagungan warisan dan (bahkan) tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

India sepanjang waktu menjadi kaku terhadap kebiasaannya, didominasi oleh penguasa dan praktek ritual. Pemikiran kreatif dan penyelidikan asli memberi jalan kepada hampir pengulangan tanpa kesadaran dari masa lalu, puji-pujian yang merendahkan diri sendiri dari pencapaian yang dulu pernah diperoleh, sebagai pengganti pemikiran baru yang didasarkan kepada kesan dini. Ini membuat bangsa India menjadi mangsa serangan dari luar dan mudah dipengaruhi bangsa lain. Kesetiaan yang dalam kepada bangsa menjadi buta. Hal ini merupakan hasil dari kondisi di mana loyalitas massa dapat dengan mudah diberikan kepada Ratu Victoria ataupun seorang Barbar (Sultan Kerajaan Mogul), kepada para penguasa, dengan tujuan Penguasa Yang Agung atau Raja.Kekuatan tamas atau kemalasan telah mengakhiri seluruh negeri, juga menghalangi orang-orang India dari ketukan spiritual di mana mereka hidup, memindahkan hati singa Sang Atman yang sesungguhnya adalah milik Durga.

Dengan segala hormat kepada spiritualitas, peradaban India tetaplah pusat peninggalan dunia, di kala kemampuan spiritual kita hingga saat ini semakin kabur. India adalah pulau tempat Deva-Deva turun dan tempat kaum yogik yang agung lahir. Kebangkitan India, karena itulah, menjadi penting untuk regenerasi planet ini. Hingga kini India juga sebuah pulau dimana Anti-Tuhan(Asuras) dapat berkuasa dan juga kekuatan-kekuatan musuh yang tidak menginginkan kebangkitan India. Kemalasan hanya akan menjatuhkan negeri ini untuk sekian ribu tahun lagi jika mereka mampu.

Untunglah, Durga, Sakti Tuhan kembali hadir hari ini. Ia menggemparkan dan memulai perwujudannya yang baru. Ia sedang menyiapkan saat yang tepat untuk membuka keilahian. Kita harus masuk ke dalam kapal untuk membantu transformasinya. Pada saat India mungkin menjadi fokus kebangkitannya, kegiatannya sedang mulai di seluruh dunia. Ialah planet yang harus segera bangkit untuk mempertahankan diri akibat pelanggaran kemanusiaan. Sementara itu, kemanusiaan baru telah mengambil bentuk dari sekilas dirinya. Mari kita menerima petunjuknya dan mengambil energi Sang Dewi !
Penerjemah: Tude
(Source: "Hinduism and the Clash of Civlization", Dr. David Frawley)
Posted by Media Hindu on 2004-09-09 [ print artikel ini beritahu teman ]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home